Pemain terbaik dunia tiga kali berturut-turut ini memang memiliki kemampuan yang luar biasa dalam mengolah bola. Kelincahannya kadang membuat pemain lawan kesulitan untuk menjaga, lalai sedetik fatal akibatnya. Messi juga memiliki naluri yang tajam dalam mencetak gol, sedikit saja ruang terbuka ia akan segera mematikan kiper lawan.
Adalah Rodolfo Borrell yang menjadi pelatih pertama Messi di La Masia. Saat ini ia menjabat sebagai manajer tim cadangan di Liverpool.
Lebih dari satu dekade sebelumnya ia bekerja untuk Barcelona, mencuci otak para pemain muda kelompok U-14 dengan filsafat penguasaan bola yang merupakan bagian DNA di Nou Camp. Ia mengenang kembali saat seorang remaja berukuran kecil dari Argentina yang kini telah menjadi bintang besar dunia datang ke kantornya. Ia mengingat setiap detailnya, bahkan hingga ke ukuran sentimeter.
"Saya adalah pelatih pertama dari Lionel Messi ketika ia datang (ke Barcelona) pada musim 2000-01," kenang Borrell. "Dia sangat kecil."
Messi (kanan bawah) saat di Barcelona Junior bersama Pique (kiri atas) dan Fabregas (kanan atas)
Walaupun bertubuh mungil. Borrel mengagumi bakat Messi saat pertama kali melihatnya. Namun untuk membawa Messi ke La Masia adalah hal yang tidak mudah, sebab saat itu Messi masih berusia 13 tahun dan sangat berat bagi anak semuda itu untuk pergi dari kampung halamannya.
"Untuk saat ini hal itu adalah hal yang biasa terjadi. Coba pergi ke Barcelona dan Anda akan melihat seorang anak Afrika dari 12 tahun dan juga anak Korea berusia 11 tahun di sana. Hal-hal seperti itu sudah biasa," tutur Borrell.
"Tetapi di musim 2000-01, hal itu tidak umum terjadi. Satu-satunya yang menjadi masalah adalah hal yang satu ini. Tidak ada yang meragukan kualitasnya. Kualitasnya luar biasa, sangat luar biasa, itulah sebabnya klub memutuskan segera mengambil langkah-langkah ke depan."
Bicara Mengenai Bakat
Menjadi seorang pelatih tentu akan sangat paham dengan apa yang di sebut bakat. Menurut Borrell saat ini orang terlalu mudah berbicara mengenai bakat seseorang tanpa mengetahui apa sebenarnya bakat itu dan apa yang menjadikan pembeda. Saat melatih Messi di La Masia Borrell paham betul jika anak itu sangat berbakat.
"Bakat adalah Messi. Bakat tidak dimiliki semua orang. Bakat adalah satu hal ada pada diri Anda saat Anda dilahirkan dan tidak ada yang mengajari Anda," jelas Borrell,
Walaupun berbakat namun tidak semua pemain bisa berhasil mengembangkannya secara mudah. Menurut Borrell setiap pemain membutuhkan pelatihan, baik yang memiliki bakat ataupun tidak, tanpa berlatih mustahil mereka bisa jadi pemain hebat.
"Kemudian pemain seperti itu perlu dilatih dan disiplin. Anda harus menjaga mereka ketika mereka berada di luar sepak bola karena mereka adalah pahlawan dan semua orang selalu mengatakan, 'Anda
sangathebat!, Anda sangat hebat'."
Untuk menekankan bagaimana perbedaan kemampuan antara pemain berbakat, Borrell membandingkan Messi dengan Cesc Fabregas, yang ia tahu benar sebagai salah satu yang terbaik dari La Masia.
"Dari sudut pandang saya, Cesc Fabregas adalah pemain dengan berkemampuan lengkap pada tingkat yang sangat tinggi," katanya.
"Cesc adalah pemain luar biasa tapi dia membangun dirinya dengan kerja keras ke tingkat yang sangat tinggi. Tapi bakat adalah hal ajaib di mana ketika Anda menyentuh bola dan bola akan langsung berada di gawang. Anda kadang-kadang akan merasa bingung tidak tahu mengapa."
"Contoh bakat adalah Maradona, Messi, Pele, Cruyff."
Bakat Messi terlihat dari kebiasaannya berlatih di lapangan. Borrell menceritakan betapa Messi tidak ingin pemain lawan menutupinya saat menghalangi pergerakannya. Menurut Borrell, Messi akan selalu mencari celah dan cara untuk keluar dari hadangan lawan.
"Dia bermain sangat cepat. Bola menjadi luar biasa di kakinya, seperti telah menjadi bagian dari kakinya."
Sumber
No comments:
Post a Comment